Keputusan
pakar hukum, Yusril Ihza Mahendra, menjadi pengacara bagi pasangan Joko
Widodo-Ma'ruf Amin, ditafsirkan secara beragam oleh masyarakat.
Langkah
itu memang mengejutkan. Dalam politik, Yusril masih menjabat Ketua Umum Partai
Bulan Bintang (PBB) yang secara politik kerap berseberangan dengan pemerintah.
Sebagai advokat, mantan Menteri Kehakiman itu merupakan pembela Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI), organisasi yang dibubarkan pemerintahan Jokowi.
Maka
bisa jadi keputusan Yusril bergabung dengan barisan Jokowi-Ma'ruf sebagai
"jalan memutar" mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pendapat ini disampaikan tokoh militer Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo.
"Yusril
mungkin lagi mendukung Paslon 2 dengan cara mendukung Paslon 1. Caranya: Yusril
kuasa hukum HTI, ex. HTI akan ikut Yusril. Jika Yusril dukung Paslon 1, ex. HTI
akan dukung Paslon 1," tulis Prabowo di halaman facebook pribadinya, pagi
tadi.
Menurut
dia, ini seperti tamparan politik balik bagi Jokowi-Ma'ruf yang selama ini
selalu memainkan isu HTI. Yaitu dengan menuduh HTI anti Pancasila dan ingin
mengganti sistem pemerintahan Indonesia.
Bisa
dibayangkan, bagaimana terkejutnya para cebong, yang selama ini selalu
kepanasan jika ada bendera Tauhid, dan menuduhnya sebagai bendera HTI.
"Yusril
mungkin lagi memberi pelajaran politik pada bangsa ini dengan cara mendukung
Paslon 1. Berpolitiklah dengan waras dan cerdas. Jangan mau dipecah belah
dengan isu radikalisme melalui HTI. Indonesia akan di Syiria-kan. Musuh bangsa
ini kebodohan, bukan radikalisme," lanjut Prabowo.
Jadi,
lanjut Prabowo, bisa jadi ada politik tingkat tinggi di atas politik tinggi
yang tak tersentuh oleh politisi, apalagi orang awam.
"Mari
kita nikmati dan pelajari sambil berdoa Tuhan mentakdirkan yang terbaik buat
Indonesia. Berpikirlah tentang Indonesia," tutupnya. [ald]
Artikel ini sebelumya telah tayang di radarpribumi.com dengan judul Membongkar Politik Tingkat Tinggi Yusril Yang MenamparJokowi Dan Cebongers