JAKARTA – Ketua DPP Partai Gerindra M Nizar Zahro sudah tak percaya
lagi dengan slogan ‘kerja kerja kerja’ yang disuarakan Presiden Joko
Widodo (Jokowi). Sebab, kini justru pemerintah malah mengambil kebijakan
impor pangan.
“Saat ini komoditas yang akan diimpor adalah beras,
garam dan daging kerbau. Sebelumnya pemerintah juga pernah mengimpor
cangkul,” kata Nizar, Rabu (24/1/2018).
Legislator Gerindra itu
menambahkan, Jokowi yang pada masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres)
2014 berjanji tidak akan mengimpor beras ternyata mengingkarinya. Tak
tanggung-tanggung, pemerintah akan mengimpor 500 ribu ton beras senilai
Rp 3,6 triliun.
“Beras impor akan didatangkan dari Thailand, Vietnam dan Pakistan,” jelasnya.
Menurut
Nizar, keputusan impor yang hampir bersamaan dengan datangnya musim
panen raya tentu akan menyengsarakan petani. “Penolakan impor beras
sudah disuarakan berbagai pihak, namun pemerintah tidak menggubrisnya
dan akan tetap mengimpor beras,” paparnya.
Ketua Umum Satria
Gerindra itu juga menyoroti rencana pemerintah mengimpor garam sebanyak
3,7 juta ton. Impor sebanyak itu selain menyengsarakan petambak garam
juga mengundang keprihatinan.
“Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua dunia ternyata tidak sanggup memenuhi kebutuhan garam,” ungkapnya.
Selain
beras dan garam, pemerintah juga sudah memutuskan mengimpor 100 ribu
ton daging kerbau dari India. Peternak sapi dan kerbau di dalam negeri
menentang rencana itu karena bisa merugikan mereka.
Derasnya impor
berbagai komoditas tentu saja membingungkan rakyat karena sangat
kontradikrif dengan semangat kerja, kerja, dan kerja yang pernah
digelorakan. Nizar mengatakan, terlalu mudahnya pemerintah membuka keran
impor membuktikan tidak ada semangat kerja dari Kabinet Kerja.
“Bisa
jadi tagline kerja, kerja, dan kerja sudah berubah menjadi impor,
impor dan impor. Dan tentu saja rakyat lah yang paling disengsarakan
akibat kebijakan impor,” pungkas anak buah Prabowo Subianto di Gerindra
itu.